Senin, 16 November 2009

Warga Lewogroma Hanya Punya Jalan Setapak

Selasa, 17 November 2009 | 08:47 WITA
LEWOLEBA, POS-KUPANG.COM --Warga Lewogroma, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, mendambakan pembangunan ruas jalan dari dan ke wilayah itu. Pasalnya, wilayah itu hanya memiliki jalan setapak sepanjang dua kilometer dengan lebar tiga meter dari Desa Atakore menuju Lewogroma. Ruas jalan itu sudah dikerjakan warga setempat sejak dua tahun lalu.
Warga berharap pemerintah meningkatkan ruas jalan tersebut  sehingga bisa membuka isolasi warga desa setempat.  Kepala Desa Lewogroma, Stanislaus Taran, kepada Pos Kupang, Sabtu  (14/11/2009), di Lewoleba, mengakuinya.
Didampingi bendahara desa, Antonius Bala, Taran mengatakan, jalan setapak itu sudah dirintis sejak puluhan tahun lalu. Tujuannya agar dapat membuka isolasi daerah tersebut.
Warga juga berharap dengan merintis ruas jalan setapak itu, pemerintah membantu meningkatkan ruas jalan itu, namun harapan itu hanya tinggal mimpi yang belum terwujud hingga tahun 2009 ini.
"Kalau jalan ini tidak ada, masyarakat sulit beraktivitas, membangun. Kami sangat berharap pemerintah dapat meningkatkan status jalan itu agar lebih layak dan akses transportasi bisa masuk keluar dari dan ke wilayah itu," harap Stanis.
Dikatakannya, pemerintah desa dan  badan perwakilan desa (BPD) sampai menyewa pemahat batu dari Jawa yang berpengalaman memahat batu cadas di lokasi 'Letter S', pada proyek pembangunan jalan dari Desa Karangora ke Watuwawer. Meskipun ongkos  yang ditanggung lumayan besar. Ongkos pahat, satu meter persegi sebesar Rp 90.000, atau senilai Rp 52.200.000 dan 122 kubik batu seharga Rp 75.000/kubik atau senilai Rp 91.150.000.
Sementara untuk membiayai  tukang, dananya diambil dari alokasi dana alokasi desa (ADD) tahun 2009 Rp 20 juta. Sisanya, dari pos pendapatan lain. Saat ini, tukang sudah menagih terus sisa upahnya dan kami tidak punya biaya lagi.
"Kepala Desa sampai merelakan honornya setahun Rp 8 juta, aparat desa dan BPD menyerahkan honornya sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta membayar tukang. Dana sebagai pinjaman itu belum cukup. Kami harap pemerintah bisa membantu. Proposal bantuan sudah kami kirim ke bupati dan Gubernur, Pak Frans Lebu Raya, namun belum ada jawaban," kata Taran.
Stanis menjelaskan, Desa Lewogroma, merupakan pemekaran dari desa induk, Atakore, yang diresmikan Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk,  tanggal 24 Mei 2008. Untuk menjangkau desa itu ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalan setapak sejauh dua kilometer. Namun, dua tahun silam, warga mengerjakannya satu kilometer dan sisanya satu kilometer dikerjakan pada Juni 2009.
"Setiap hari Jumat, sekitar 80-an warga, pria dan wanita, mengguankan pacul dan linggis untuk menggali tanah guna pelebaran jalan. (ius)
http://www.pos-kupang.com/read/artikel/39080

Tidak ada komentar:

Posting Komentar