Senin, 09 November 2009

Produksi Rumput Laut Terhenti Empat Bulan

Senin, 9 November 2009 | 08:28 WITA
LEWOLEBA, POS-KUPANG.COM -- Sekitar tiga sampai empat bulan terakhir, produksi rumput laut di pesisir Pantai Lewoleba terhenti. Rumput laut yang dibudidayakan petani dan nelayan setempat rusak akibat serangan ais-ais dan perubahan suhu air laut.
Pantuan Pos Kupang di Pantai Wangatoa dan Lamahora,  Kecamatan Nubatukan, Sabtu (7/11/2009), tidak terlihat jemuran hasil panen rumput laut di bale-bale di sepanjang pantai itu. Kondisi ini berbeda dengan beberapa bulan sebelumnya dimana bale-bale selalu penuh dengan jemuran rumput laut.

Pemandangan serupa dijumpai di laut, dimana tidak terlohat lagi tali-tali budidaya rumput laut. Lautan nampak "bersih" dari bentangan tali budidaya rumput laut.
Padahal, di awal sampai pertengahan tahun 2009 atau tahun-tahun sebelumnya, di laut terlihat  tali-tali bentangan rumput laut. Wilayah lautan sudah dikapling milik nelayan-nelayan mengusahakan budidaya rumput laut.
Nani, nelayan asal Bajo, Sulawesi, mengaku, hampir empat bulan mereka berhenti membudidayakan rumput laut. Kemungkinan karena serangan hama penyakit dan musim panas yang masih berkepanjangan, nelayan enggan membudidayakannya.
Hampir semua nelayan, kata Nani, kehilangan penghasilan cukup besar.
Sebagian  nelayan malah telah kembali melaut untuk menangkap ikan untuk kebutuhan keluarga.
"Saya tidak tahu penyebabnya. Sekarang laut kosong, semua nelayan berhenti sementara dari usaha rumput laut, penyebabnya musim panas yang masih panjang, juga mungkin karena penyakit yang menyerang rumput laut. Tapi, saya juga kurang tahu pasti. Untuk sementara, kami istiraharat dulu sampai tiba musim hujan," kata Nani.
Keluhan serupa disampaikan Edison dan istrinya, serta beberapa ibu yang ditemui sedang mencari cacing laut sebagai umpan memancing ikan dasar. Mereka mengatakan sudah sekitar tiga sampai empat bulan terakhir tidak lagi menanam rumput laut. Nelayan mengeluhkan rumput laut warnanya kuning dan mudah patah atau terlepas dari ikatannya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lembata, Kedang Paulus yang ditemui, Sabtu (7/11/2009), membenarkan kondisi itu. Dia menduga, berhentinya petani menanam rumput laut karena serangan penyakit  ais-ais dan perubahan suhu air laut yang tidak memungkinkan rumput laut tumbuh dengan baik.
"Kita belum bisa simpulkan. Nanti saya akan sampaikan kalau sudah ada kepastian. Saat ini sebagain besar nelayan berhenti membudidayakan rumput laut. Kita juga prihatin, mereka kehilangan penghasilan," katanya. (ius)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar