Jumat, 13 November 2009

Bahas Anggaran, Sidang Tertutup

Kamis, 12 November 2009 - Oleh Maxi Gantung
Lewoleba, Florespos.com - Pembahasan anggaran DPRD Lembata oleh Badan anggaran DPRD Lembata dan tim anggaran eksekutif, Rabu (11/11) berlangsung tertutup. Walaupun demikian, para wakil rakyat dan tim anggaran eksekutif menggunakan pengeras suara yang tersambung dengan salon yang diletakkan di ruang sekretariat DPRD, sehingga semua pembicaraan dalam ruangan sidang itu tetap di dengar oleh wartawan.
Hingga berita ini diturunkan, wartawan belum bisa mengkonfirmasi  pimpinan DPRD Lembata karena ruangan rapat masih tertutup. Ada banyak hal yang diangkat oleh anggota dewan dalam pembahasan anggaran 2010, diantaranya mengenai proyek jalan hotmix dalam kota Lewoleba berubah menjadi pengerjaan lapen untuk 9 paket pekerjaan jalan lapen dalam kota Lewoleba.
Dalam rapat DPRD Lembata dengan Dinas Kimpraswil beberapa waktu lalu, dewan merekomendasikan agar pengerjaan sembilan paket pekerjaan jalan dalam kota Lewoleba itu dibatalkan. Adapun argumentasi yang dibangun dewan waktu itu adalah bahwa dana  Rp.3 miliar lebih itu untuk pengerjaan hotmix jalan dalam kota Lewoleba.  Kalau pemerintah Kabupaten Lembata masih paksakan kerja, maka pengerjaan tersebut tidak akan selesai sampai 31 Desember 2009 dan kualitasnya akan sangat diragukan, karena dikerjakan pada musim hujan.
Alasan yang dikemukakan Dinas Kimpraswil waktu itu adalah bahwa pengerjaan hotmix itu dialihkan untuk pengerjaan sembilan paket pekerjaan lapen dalam kota Lewoleba. Sebab, proyek itu gagal lelang karena tidak ada kontrator yang mendaftar. Dan pada waktu itu, DPRD merekomendasikan untuk batalkan 9 paket peerjaan lapen tersebut dan diluncuran tahun 2010.
Namun dalam perjalanan, pemerintah tetap melakukan tender. Dalam rapat tertutup Badan anggaran dengan tim anggaran eksekutif, sejumlah anggota dewan mengangkat masalah ini. Fredy Wahon mengatakan, DPRD tidak setuju atau merekomendasikan untuk membatalkan 9 paket pekerjaan jalan dalam kota Lewoleba, demi menjaga kualitas pekerjaan. Ia mengatakan, bagamaimana mungkin jalan itu berkualitas kalau dikerjakan pada musim hujan. Namun Fredy melihat bahwa hal ini sengaja dilakukan oleh pemerintah, sehingga yang kerja proyek itu orang-orang tertentu saja.
Ketua tim anggaran eksekutif, yang adalah juga Sekda Lembata, Petrus Toda Atawolo mengatakan, proyek hotmix jalan dalam kota Lewoleba itu dananya berasal DAK, dan itu adalah strategi yang diambil oleh pemerintah. Terhadap pernyataan Atawolo tersebut, anggota dewan Servas Ladoangin langsung menginterupsi dan memberikan tanggapan.
Servas tidak sependapat dengan pemerintah bahwa itu adalah strategi dari pemerintah untuk menyelamatkan dana DAK. Bagi Servas, DPRD beralasan untuk menolak pengerjaan proyek itu, karena semata-mata untuk menjaga kualitas pekerjaan  sehingga dana yang ada betul-betul bermanfaat dan dirasaan oleh rakyat.

Ketua DPRD Lembata, Yohanes de Rosari, dengan suara keras mengatakan, langkah yang diambil oleh pemerintah itu keliru. Dia  mengatakan, semua sama-sama tahu aturan. Hoat, demikian ketua DPRD itu biasa disapa, mengatakan, bagaimana mungkin proyek hotmix 3 miliar itu tiba-tiba dipecahkan menjadi 9 paket pekerjaan lapen jalan dalam kota Lewoleba.
Dan kalaupun 9 paket pekerjaan itu dijalankan, Hoat mengatakan, tidak bisa selesai 31/12 nanti. Dan kualitasnya juga nanti diragukan karena dikerjakan pada musim hujan. Akan tetapi, karena Badan Anggaran tetap pada pendirian mereka, maka Sekda Lembata, Petrus Toda Atawolo, mengatakan, masalah ini akan dicatat dan disampaikan kepada bupati nanti.*
http://florespos.com/?pg=pg_beritalengkap&kat=Daerah&daerah=Lembata 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar